TAPOS, SERANG – Gubernur Banten Rano Karno didemo ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Aliansi Mahasiswa Peduli Rakyat (Gampar) di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Kota Serang, Kamis (3/9) siang.
Dalam aksinya, mahasiswa mengungkapkan, pasca tumbangnya kepemimpinan Ratu Atut Chosiyah sebagai orang nomor satu di Banten, kepemimpinan dipegang oleh Rano Karno. Masyarakat berharap perubahan kearah yang lebih baik bisa terjadi dibawah kepimpinan Rano.
“Harapan hanya sebuah harapan, kondisi Banten ternyata tidak kunjung membaik, kemiskinan, kesehatan, pendidikan, dan APBD masih menjadi permasalahan yang tidak kunjung usai,” kata salah satu mahasiswa yang mengikuti unjuk rasa, Abdul Rosyid.
Rosyid memaparkan, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), kemiskinan di Provinsi Banten dari tahun 2012 hingga tahun 2013 terus meningkat. “Tahun 2013 adalah awal Rano memimpin Banten, yang sebelumnya berstatus sebagai Wakil Gubernur. Dengan umur yang cukup lama menjadi pemimpin, seharusnya Rano dapat lebih progres dalam menangani segala problematika yang ada,” ungkapnya.
Dalam aksi yang dijaga ketat oleh aparat kepolisian tersebut, mahasiswa menuntut agar Pemprov Banten bisa mengoptimalkan dana APBD, pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan. “Selain itu kamipun menuntut pemprov harus wujudkan clean government dan tingkatkan controling terhadap APBD,” kata Novi, mahasiswa lain yang ikut berorasi.
Demo ratusan mahasiswa yang berlangsung selama tiga jam itu berakhir ricuh. Ratusan polisi polda Banten yang sudah mengamankan sejak pagi memaksa mundur mahasiswa dengan water canon.
Pantauan di lokasi, saat memukul mundur mahasiswa, polisi melakukan dua kali serangan. Pertama, polisi memaksa mahasiswa mundur dengan water canon dan polisi berseragam pengamanan lengkap, kedua selain dengan water canon dan polisi berseragam pengamanan lengkap, polisi pun menurunkan pasukan menggunakan sepeda motor dan dua ekor anjing.
Pada serangan pertama, polisi berhasil membuat mahasiswa mundur hingga beberapa puluh meter dari pusat awal aksi yaitu di depan gerbang Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B). Serangan kedua, polisi memaksa mahasiswa mundur hingga lampu merah Palima.
Aksi dorong antara mahasiswa dan polisi pun tak terelakan. Bahkan mahasiswa tersungkur ke tanah akibat terkena water canon. Meski mahasiswa tak berbuat anarkis, ratusan mahasiswa yang berlari terus dikejar polisi dengan menggunakan sepeda motor. Beberapa mahasiswa yang terjatuh saat berlari langsung ditangkap dan menjadi bulan-bulanan polisi. Bahkan empat dari mahasiswa langsung dijebloskan kedalam mobil water canon.(cr4/yul)